Dongeng-Realita : Perempuan, Cinta, dan Pernikahan – Ini adalah sepucuk nasehat cinta untuk kita semua. Nasehat yang pantas kita jadikan renungan dalam menghadapi sebuah hubungan.
Perhatikan cara berpikir kita yang terlanjur kacau dan penuh polusi.
TV dan majalah, adalah yang pertama kita lihat untuk mencari solusi. Operasi plastik, diet, dan berbagai obat, tetap saja tidak mengalami kemajuan. Putus asa setelah menumpuk uang, dan tidak mengerti mau diapakan. Mencoba solusi bersama wanita sampai pada perzinahan, hingga kemudian si perempuan tidak tahu siapa ayah dari bayi yang digendongnya.
Catatan : Bolehkan Menikahi Dia yang Punya Masa Lalu Buruk?
Kita sangat ketakutan terhadap komitmen, tapi tidak masalah dengan segala kerusakan (akibatnya). Ia telah mengandung bayimu tapi kamu tidak pernah terketuk dan mempertimbangkan pernikahan.
Lihat, ini yang terjadi ketika kita mengabaikan.
Allah telah memberikan contoh, yaitu Maryam (Nasrani memanggilnya Maria). Dialah seorang perempuan yang memiliki kesempurnaan sejak lahirnya, perempuan terbaik yang berjalan di lobi langit, dan perempuan terbaik yang berjalan di muka bumi. Yang paling mulia pada zamannya. Namanya diabadikan menjadi salah satu surat dalam Al-Qur’an.
Ia adalah wanita terbaik yang harusnya menjadi contoh untuk diikuti. Itulah kenapa Muslimah berpakaian sepertinya, seperti Maryam, yang ketika Allah perintahkan sesuatu, maka kita dengarkan dan taati.
Maryam memakai pakaian tertutup, tak peduli apa kata orang lain. Ia bersembunyi dalam waktu yang panjang, dan kepada Allah ia panjatkan do’a. Tatkala malaikat mengunjunginya dalam rupa seorang laki-laki dan berkata, “Jika engkau takut kepada Allah maka keluarlah!” Karena ketahuilah bahwa Maryam tidak ingin bersama laki-laki asing (yang tidak ia kenal).
Hari ini kita diajarkan tentang persamaan gender, tujuannya mendukung segala bentuk kebebasan individu. Mulai dari cara berpakaian yang hanya membawamu kepada kerendahan.
Mereka berkata, “Mengapa kamu memakai cadar?”, “Kami harus mengenali kamu!”, tapi di sini sedikit yang menghargai haknya. Hak sebagai perempuan yang takut kepada Allah dan ingin berkomitmen terhadap perintah agamanya.
Perhatikanlah, kita harus menghargai hak-hak wanita karena begitulah agama Islam mengajarkannya. Seorang laki-laki harus menundukkan pandangannya, tidak perlu melihat pernak-pernik perempuan (non-mahram) yang lewat. Bahkan kita tidak perlu bersalaman dengan mereka, karena pada dasarnya hanya ada satu alasan laki-laki ingin dekat dengannya.
Mungkin diantara kita ada yang tidak setuju, tapi jangan salahkan saya mengungkapkan sebuah kenyataan. Ketahuilah bahwa industri pornografi telah merauk miliaran rupiah, tapi kita masih saja belum mengerti apa masalahnya.
Seks sudah mengakar ke dalam tatanan masyarakat. Mereka mengeksploitasi perempuan untuk berjualan mobil. Tolong jangan kaget seolah-olah kita baru mengetahui kenyataan ini. Tapi sadarlah betapa berdosanya kita (membiarkan itu terjadi).
Coba kita mulai dari hal sederhana, tentang bagaimana harusnya kita berpakaian.
Seolah-olah ketika seseorang berpakaian mini maka dikatakan sebagai orang yang sukses. Mereka (orang-orang liberal) bahkan memaksakan perempuan untuk memakai hak tinggi, dan kemudian menuduh Islam memasung perempuan. Mereka menyuruh perempuan berpakaian ketat untuk membuka peluang.
Tapi kita terlanjur kehilangan akal sehat, dengan bangganya mereka mengatakan, “Coba lihat yang sudah dilakukan gadis-gadis itu untukku.” Maka kita tidak sepenuhnya menyalahkan perempuan karena kita punya tanggung jawab.
Nabi Muhammad bersabda, “Sebaik-baik mukmin adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik mereka adalah yang berbuat baik kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok terbaik kepada istri-istri beliau. Sebagai contoh adalah istri beliau, ‘Aisyah. Rasulullah pernah beradu lari dengannya sambil tersenyum hanya demi menyenangkannya.
Jadi ketika nanti engkau menikah, menikahlah dengan tujuan meraih surga-Nya, tempat yang harus engkau rencanakan untuk membawa istrimu. Tapi, kalau justru yang pertama ada di pikiranmu adalah memboyongnya ke panggung gedung, mungkin engkau harus mengubah cara berpikirmu, karena alasanmu menikahinya hanya kesan luarnya saja. Sadarlah bahwa kelak engkau akan seperti terkunci dalam penjara.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perempuan dinikahi karena 4 hal, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, tapi yang terpenting adalah nikahilah perempuan karena agamanya." (HR. Bukhari). Kerena wanita tanpa agama akan sedikit kebijaksanaannya. Sementara kita ingin hidup bersama sampai akhir hayat dengan penuh kasih sayang. Maka kita tetap meminta perlindungan kepada Allah.
Referensi lain : Sosok Perempuan yang Harus Dipilih untuk Dinikahi
Hubungan sesama manusia itu rapuh, tidak ada yang menjamin engkau mampu menjadi penyelamat. Jadi, berbaik-baiklah kepada istrimu nanti, maka Allah akan lebih baik lagi kepadamu. Jadilah laki-laki yang mampu berdiri di depannya, dan di waktu lain berdiri di sampingnya.
Ingatlah, jika engkau masih ingin mencari perempuan baik-baik, jangan dengan cara mengejarnya. Tapi kejar ridha Allah terlebih dahulu, nanti Allah akan jaminkan untukmu menemukannya.
- - - - - - -
Nasehat dari Kamal Saleh dalam videonya yang berjudul Love Marriage & Fairytales
Transkripsi & Artikel MuslimBaper.web.id
"Ini bukan dongeng" via MuslimBaper.web.id
Perhatikan cara berpikir kita yang terlanjur kacau dan penuh polusi.
TV dan majalah, adalah yang pertama kita lihat untuk mencari solusi. Operasi plastik, diet, dan berbagai obat, tetap saja tidak mengalami kemajuan. Putus asa setelah menumpuk uang, dan tidak mengerti mau diapakan. Mencoba solusi bersama wanita sampai pada perzinahan, hingga kemudian si perempuan tidak tahu siapa ayah dari bayi yang digendongnya.
Catatan : Bolehkan Menikahi Dia yang Punya Masa Lalu Buruk?
Kita sangat ketakutan terhadap komitmen, tapi tidak masalah dengan segala kerusakan (akibatnya). Ia telah mengandung bayimu tapi kamu tidak pernah terketuk dan mempertimbangkan pernikahan.
Lihat, ini yang terjadi ketika kita mengabaikan.
Allah telah memberikan contoh, yaitu Maryam (Nasrani memanggilnya Maria). Dialah seorang perempuan yang memiliki kesempurnaan sejak lahirnya, perempuan terbaik yang berjalan di lobi langit, dan perempuan terbaik yang berjalan di muka bumi. Yang paling mulia pada zamannya. Namanya diabadikan menjadi salah satu surat dalam Al-Qur’an.
Ia adalah wanita terbaik yang harusnya menjadi contoh untuk diikuti. Itulah kenapa Muslimah berpakaian sepertinya, seperti Maryam, yang ketika Allah perintahkan sesuatu, maka kita dengarkan dan taati.
Maryam memakai pakaian tertutup, tak peduli apa kata orang lain. Ia bersembunyi dalam waktu yang panjang, dan kepada Allah ia panjatkan do’a. Tatkala malaikat mengunjunginya dalam rupa seorang laki-laki dan berkata, “Jika engkau takut kepada Allah maka keluarlah!” Karena ketahuilah bahwa Maryam tidak ingin bersama laki-laki asing (yang tidak ia kenal).
Hari ini kita diajarkan tentang persamaan gender, tujuannya mendukung segala bentuk kebebasan individu. Mulai dari cara berpakaian yang hanya membawamu kepada kerendahan.
Mereka berkata, “Mengapa kamu memakai cadar?”, “Kami harus mengenali kamu!”, tapi di sini sedikit yang menghargai haknya. Hak sebagai perempuan yang takut kepada Allah dan ingin berkomitmen terhadap perintah agamanya.
Perhatikanlah, kita harus menghargai hak-hak wanita karena begitulah agama Islam mengajarkannya. Seorang laki-laki harus menundukkan pandangannya, tidak perlu melihat pernak-pernik perempuan (non-mahram) yang lewat. Bahkan kita tidak perlu bersalaman dengan mereka, karena pada dasarnya hanya ada satu alasan laki-laki ingin dekat dengannya.
Mungkin diantara kita ada yang tidak setuju, tapi jangan salahkan saya mengungkapkan sebuah kenyataan. Ketahuilah bahwa industri pornografi telah merauk miliaran rupiah, tapi kita masih saja belum mengerti apa masalahnya.
Seks sudah mengakar ke dalam tatanan masyarakat. Mereka mengeksploitasi perempuan untuk berjualan mobil. Tolong jangan kaget seolah-olah kita baru mengetahui kenyataan ini. Tapi sadarlah betapa berdosanya kita (membiarkan itu terjadi).
Coba kita mulai dari hal sederhana, tentang bagaimana harusnya kita berpakaian.
Seolah-olah ketika seseorang berpakaian mini maka dikatakan sebagai orang yang sukses. Mereka (orang-orang liberal) bahkan memaksakan perempuan untuk memakai hak tinggi, dan kemudian menuduh Islam memasung perempuan. Mereka menyuruh perempuan berpakaian ketat untuk membuka peluang.
Tapi kita terlanjur kehilangan akal sehat, dengan bangganya mereka mengatakan, “Coba lihat yang sudah dilakukan gadis-gadis itu untukku.” Maka kita tidak sepenuhnya menyalahkan perempuan karena kita punya tanggung jawab.
Nabi Muhammad bersabda, “Sebaik-baik mukmin adalah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baik mereka adalah yang berbuat baik kepada istrinya.” (HR. Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok terbaik kepada istri-istri beliau. Sebagai contoh adalah istri beliau, ‘Aisyah. Rasulullah pernah beradu lari dengannya sambil tersenyum hanya demi menyenangkannya.
Jadi ketika nanti engkau menikah, menikahlah dengan tujuan meraih surga-Nya, tempat yang harus engkau rencanakan untuk membawa istrimu. Tapi, kalau justru yang pertama ada di pikiranmu adalah memboyongnya ke panggung gedung, mungkin engkau harus mengubah cara berpikirmu, karena alasanmu menikahinya hanya kesan luarnya saja. Sadarlah bahwa kelak engkau akan seperti terkunci dalam penjara.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perempuan dinikahi karena 4 hal, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, tapi yang terpenting adalah nikahilah perempuan karena agamanya." (HR. Bukhari). Kerena wanita tanpa agama akan sedikit kebijaksanaannya. Sementara kita ingin hidup bersama sampai akhir hayat dengan penuh kasih sayang. Maka kita tetap meminta perlindungan kepada Allah.
Referensi lain : Sosok Perempuan yang Harus Dipilih untuk Dinikahi
Hubungan sesama manusia itu rapuh, tidak ada yang menjamin engkau mampu menjadi penyelamat. Jadi, berbaik-baiklah kepada istrimu nanti, maka Allah akan lebih baik lagi kepadamu. Jadilah laki-laki yang mampu berdiri di depannya, dan di waktu lain berdiri di sampingnya.
Ingatlah, jika engkau masih ingin mencari perempuan baik-baik, jangan dengan cara mengejarnya. Tapi kejar ridha Allah terlebih dahulu, nanti Allah akan jaminkan untukmu menemukannya.
- - - - - - -
Nasehat dari Kamal Saleh dalam videonya yang berjudul Love Marriage & Fairytales
Transkripsi & Artikel MuslimBaper.web.id
Dongeng-Realita : Perempuan, Cinta, dan Pernikahan
By Unknown
Hukum Mengejek Jomblo, Haram atau Halal? - Menjadi seorang jomblo memang terkadang penuh dengan resiko. Apalagi di zaman now ini, sahabat yang menjomblo harus siap menjadi samsak ejekan bagi mereka yang bangga dengan pacaran.
"Dasar Jomblo!", "Kasihan lu mblo, gak laku-laku!", "Sandal aja punya pasangan masa lu kagak!"
Kata-kata di atas mungkin pernah sahabat dengar karena status jomblo yang sahabat terima, atau mungkin -dulu- sahabat ada yang pernah mengucapkannya kepada orang lain. Ejekan yang bisa jadi itu hanya lelucon, atau memang benar-benar sebagai penghinaan terhadap diri seseorang.
Maka di sini kita harus tahu bagaimana Islam memandang berbagai ejekan-ejekan tersebut.
Sebagai motivasi : Ketika Takdir Berkata Lain, Dia Bukan Jodohku
Renungkan, Haram Mengejek Jomblo!
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. al-Hujurat: 11)
Sahabat, firman Allah di atas adalah larangan nyata bagi setiap orang yang beriman untuk mengejek orang lain. Allah mengharamkan setap ejekan (karena ayat di atas menunjukkan keumumannya) kepada siapapun, termasuk kepada para jomblo.
Imam at-Thabari rahimahullahu ta'ala dalam kitab Jaami'ul Bayan, beliau menjelaskan, “Allah menyebutkan secara umum larangan untuk mengejek orang lain, sehingga larangan ini mencakup seluruh bentuk ejekan. Tidak boleh seorang mukmin mengejek mukmin yang lain karena kemiskinannya, karena perbuatan dosa yang telah dilakukannya, dan yang lainnya”
Merupakan dosa besar tatkala seseorang mengejek orang lain, apalagi ejekan tersebut ditujukan kepada orang-orang yang shalih, dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Jomblo Adalah Bentuk Takwa, Mengejeknya Merupakan Dosa Besar!
Dalam surat al-Hujurat di atas, Allah menegaskan bahwasanya yang di ejek bisa jadi lebih baik daripada yang mengejek. Dan benarlah, Demi Allah lebih baik jomblo dari pada yang berpacaran (dalam masalah ini). Maka, apa alasan kita untuk mengejek mereka yang sedang berusaha ta'at terhadap perintah-Nya? Jelas ejekan apapun terhadap status jomblo mereka adalah sebuah keharaman dan bernilai dosa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." (HR. Abu Daud)
Hargailah mereka, karena jalan mereka adalah jalan yang benar insyaaAllah. Bukan ejekan yang seharusnya mereka terima, tapi dukungan untuk tetap istiqomah, hingga mereka mampu menikah.
Nasehat Untuk Para Jomblo
Setiap hal mempunyai resiko, dan setiap pilihan mempunyai tanggung jawab. Tak peduli apa kata mereka yang senantiasa mengejekmu, menjadikanmu sebagai bahan candaan karena prinsip yang kau ambil. Ingatlah satu hal, bersabarlah. Dan hadapi semua itu dengan senyuman. Bukankah Nabi kita mengatakan, "Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya." (HR. Abu Daud)
Tidak ada alasan untukmu bersedih, karena apa yang kau pilih saat ini adalah yang terbaik. Tetaplah istiqomah, dan terus membawa perubahan. La tahzan, innallaha ma'ana (Jangan bersedih, Allah bersama kita).
- - - - - - -
Selesai ditulis pada pagi hari yang cerah di Panggul, Trenggalek, 29 Rajab 1439 H.
Penulis : Rizki Janata
Artikel MuslimBaper.web.id
"Dasar Jomblo!" via MuslimBaper.web.id
Kata-kata di atas mungkin pernah sahabat dengar karena status jomblo yang sahabat terima, atau mungkin -dulu- sahabat ada yang pernah mengucapkannya kepada orang lain. Ejekan yang bisa jadi itu hanya lelucon, atau memang benar-benar sebagai penghinaan terhadap diri seseorang.
Maka di sini kita harus tahu bagaimana Islam memandang berbagai ejekan-ejekan tersebut.
Sebagai motivasi : Ketika Takdir Berkata Lain, Dia Bukan Jodohku
Renungkan, Haram Mengejek Jomblo!
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰىٓ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقٰبِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمٰنِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. al-Hujurat: 11)
Sahabat, firman Allah di atas adalah larangan nyata bagi setiap orang yang beriman untuk mengejek orang lain. Allah mengharamkan setap ejekan (karena ayat di atas menunjukkan keumumannya) kepada siapapun, termasuk kepada para jomblo.
Imam at-Thabari rahimahullahu ta'ala dalam kitab Jaami'ul Bayan, beliau menjelaskan, “Allah menyebutkan secara umum larangan untuk mengejek orang lain, sehingga larangan ini mencakup seluruh bentuk ejekan. Tidak boleh seorang mukmin mengejek mukmin yang lain karena kemiskinannya, karena perbuatan dosa yang telah dilakukannya, dan yang lainnya”
Merupakan dosa besar tatkala seseorang mengejek orang lain, apalagi ejekan tersebut ditujukan kepada orang-orang yang shalih, dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Jomblo Adalah Bentuk Takwa, Mengejeknya Merupakan Dosa Besar!
Dalam surat al-Hujurat di atas, Allah menegaskan bahwasanya yang di ejek bisa jadi lebih baik daripada yang mengejek. Dan benarlah, Demi Allah lebih baik jomblo dari pada yang berpacaran (dalam masalah ini). Maka, apa alasan kita untuk mengejek mereka yang sedang berusaha ta'at terhadap perintah-Nya? Jelas ejekan apapun terhadap status jomblo mereka adalah sebuah keharaman dan bernilai dosa.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Janganlah meremehkan kebaikan sedikit pun walau dengan berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang tersenyum kepadanya. Amalan tersebut adalah bagian dari kebajikan." (HR. Abu Daud)
Hargailah mereka, karena jalan mereka adalah jalan yang benar insyaaAllah. Bukan ejekan yang seharusnya mereka terima, tapi dukungan untuk tetap istiqomah, hingga mereka mampu menikah.
Nasehat Untuk Para Jomblo
Setiap hal mempunyai resiko, dan setiap pilihan mempunyai tanggung jawab. Tak peduli apa kata mereka yang senantiasa mengejekmu, menjadikanmu sebagai bahan candaan karena prinsip yang kau ambil. Ingatlah satu hal, bersabarlah. Dan hadapi semua itu dengan senyuman. Bukankah Nabi kita mengatakan, "Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya." (HR. Abu Daud)
Tidak ada alasan untukmu bersedih, karena apa yang kau pilih saat ini adalah yang terbaik. Tetaplah istiqomah, dan terus membawa perubahan. La tahzan, innallaha ma'ana (Jangan bersedih, Allah bersama kita).
- - - - - - -
Selesai ditulis pada pagi hari yang cerah di Panggul, Trenggalek, 29 Rajab 1439 H.
Penulis : Rizki Janata
Artikel MuslimBaper.web.id
Hukum Mengejek Jomblo, Haram atau Halal?
By Unknown
Jika Orang Tua Melarang Berjenggot - Seorang mualaf mengajukan pertanyaan kepada Dr. Zakir Naik, tentang bagaimana sikap yang harus ia lakukan terhadap ibunya yang melarang ia menumbuhkan jenggot. Sedangkan Ibu penanya adalah seorang non-muslim.
Berikut jawaban Dr. Zakir Naik :
MasyaaAllah, saudara tadi punya pertanyaan bagus.
Allah telah memberikannya hidayah, ia kini menjadi Muslim. Ia menyadari mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah adalah cara untuk masuk surga.
Setelah membaca hadits, ia pun mengikuti sunnah. Ia memakai peci dan memelihara jenggot.
Namun ibunya berkata, “Cukur jenggotmu! Lepas pecimu!”
Apa yang harus dilakukan?
Dalam surat Luqman ayat 14 dijelaskan :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ ۥ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَفِصٰلُهُ ۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman: 14)
Di ayat selanjutnya di sebutkan, surat Luqman ayat 15 :
وَإِنْ جٰهَدَاكَ عَلٰىٓ أَنْ تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Luqman: 15)
Pesan yang sama juga disebutkan dalam surat al-'Ankabut ayat 8 :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِنْ جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. al-'Ankabut: 8)
Apa yang kita dapatkan dari Al-Qur’an dan Hadits shahih adalah perintah untuk menghormati dan menaati mereka. Namun, jika mereka menyuruhmu sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka pada kondisi itulah engkau bisa tidak menaati mereka, tapi tetaplah mencintai keduanya.
Catatan : 8 Jenis Manusia Beriman yang Dicintai Allah
Jika ia menyuruhmu memangkas jenggot, maka beritahukanlah padanya :
“Wahai Ibuku, Nabi yang tercinta telah bersabda seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, “Selisihilah orang musyrik. Pendekkanlah kumis dan biarkanlah jenggot.” Aku sedang mengikuti perintahnya.
Dan Nabi yang sama juga telah bersabda, “Surga berada di bawah telapak kakimu.” Ibu aku mencintaimu, aku peduli padamu, aku menghormatimu. Nabi yang sama juga telah bersabda, bahwa orang yang paling utama untuk kita berbuat baik adalah ibumu, lalu ibumu, kemudian ibumu. Jadi, jika aku berhenti mematuhinya, itu berarti aku pun berhenti mematuhimu.
Ibu aku mencintaimu, aku menghormatimu, aku mentaatimu, selama engkau tidak menyuruhku menentang orang yang mengajakku ke surga (adalah Nabi Muhammad).”
Itu semua tergantung bagaimana caramu menyampaikannya.
Jika sebelum masuk Islam, kau tidak mau patuh pada ibumu. Misalnya ia menyuruhmu memakai baju warna biru, “Ibu, aku tidak suka warna biru!” Namun, setelah engkau masuk Islam, “Ibu, aku ingin memakai baju warna biru.” (engkau mematuhinya). Maka ibumu akan berpikir, “Apa yang terjadi pada anakku? Sebelum masuk Islam ia sering membantahku, namun kini ia jadi penurut.”
Jadi apa yang dulu sering engkau bantah pada ibumu sebelum masuk Islam, setelah masuk Islam mulailah untuk mematuhinya selama tidak menentang Allah dan Rasul-Nya. Engkau harus berubah! Tambah kecintaanmu, engkau harus menghormatinya!
Antar dia ke kuil. Syirik itu haram, namun ketika ia pulang dari kuil, maka menjadi tugasmu untuk mengantarnya pulang. Karena kita mencintai dan menghormatinya, sekalipun dirinya belum menjadi Muslim. Surgamu, tetap berada di bawah telapak kakinya!
Ibumu mungkin tidak sampai ke surga, namun surga terkait perbuatanmu kepada ibumu.
Maka cintai dia, hormati dia, taati dia, selama tidak menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia harus melihat perubahan dalam kehidupanmu! Maka ia akan menghargaimu, menghormati agamamu, dan ia pun akan menerima ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artikel : Transkripsi video https://m.youtube.com/watch?v=94OTR57xBtA& (dengan pengubahan seperlunya)
Berikut jawaban Dr. Zakir Naik :
MasyaaAllah, saudara tadi punya pertanyaan bagus.
Allah telah memberikannya hidayah, ia kini menjadi Muslim. Ia menyadari mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah adalah cara untuk masuk surga.
Setelah membaca hadits, ia pun mengikuti sunnah. Ia memakai peci dan memelihara jenggot.
Namun ibunya berkata, “Cukur jenggotmu! Lepas pecimu!”
"Potong jenggotmu!" via MuslimBaper.web.id
Apa yang harus dilakukan?
Dalam surat Luqman ayat 14 dijelaskan :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ ۥ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَفِصٰلُهُ ۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman: 14)
Di ayat selanjutnya di sebutkan, surat Luqman ayat 15 :
وَإِنْ جٰهَدَاكَ عَلٰىٓ أَنْ تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Luqman: 15)
Pesan yang sama juga disebutkan dalam surat al-'Ankabut ayat 8 :
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا ۖ وَإِنْ جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ ۚ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. al-'Ankabut: 8)
Apa yang kita dapatkan dari Al-Qur’an dan Hadits shahih adalah perintah untuk menghormati dan menaati mereka. Namun, jika mereka menyuruhmu sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka pada kondisi itulah engkau bisa tidak menaati mereka, tapi tetaplah mencintai keduanya.
Catatan : 8 Jenis Manusia Beriman yang Dicintai Allah
Jika ia menyuruhmu memangkas jenggot, maka beritahukanlah padanya :
“Wahai Ibuku, Nabi yang tercinta telah bersabda seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, “Selisihilah orang musyrik. Pendekkanlah kumis dan biarkanlah jenggot.” Aku sedang mengikuti perintahnya.
Dan Nabi yang sama juga telah bersabda, “Surga berada di bawah telapak kakimu.” Ibu aku mencintaimu, aku peduli padamu, aku menghormatimu. Nabi yang sama juga telah bersabda, bahwa orang yang paling utama untuk kita berbuat baik adalah ibumu, lalu ibumu, kemudian ibumu. Jadi, jika aku berhenti mematuhinya, itu berarti aku pun berhenti mematuhimu.
Ibu aku mencintaimu, aku menghormatimu, aku mentaatimu, selama engkau tidak menyuruhku menentang orang yang mengajakku ke surga (adalah Nabi Muhammad).”
Itu semua tergantung bagaimana caramu menyampaikannya.
Jika sebelum masuk Islam, kau tidak mau patuh pada ibumu. Misalnya ia menyuruhmu memakai baju warna biru, “Ibu, aku tidak suka warna biru!” Namun, setelah engkau masuk Islam, “Ibu, aku ingin memakai baju warna biru.” (engkau mematuhinya). Maka ibumu akan berpikir, “Apa yang terjadi pada anakku? Sebelum masuk Islam ia sering membantahku, namun kini ia jadi penurut.”
Jadi apa yang dulu sering engkau bantah pada ibumu sebelum masuk Islam, setelah masuk Islam mulailah untuk mematuhinya selama tidak menentang Allah dan Rasul-Nya. Engkau harus berubah! Tambah kecintaanmu, engkau harus menghormatinya!
Antar dia ke kuil. Syirik itu haram, namun ketika ia pulang dari kuil, maka menjadi tugasmu untuk mengantarnya pulang. Karena kita mencintai dan menghormatinya, sekalipun dirinya belum menjadi Muslim. Surgamu, tetap berada di bawah telapak kakinya!
Ibumu mungkin tidak sampai ke surga, namun surga terkait perbuatanmu kepada ibumu.
Maka cintai dia, hormati dia, taati dia, selama tidak menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia harus melihat perubahan dalam kehidupanmu! Maka ia akan menghargaimu, menghormati agamamu, dan ia pun akan menerima ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Artikel : Transkripsi video https://m.youtube.com/watch?v=94OTR57xBtA& (dengan pengubahan seperlunya)
Jika Orang Tua Melarang Berjenggot
By Unknown
Hati-hati! Ada Playboy Fii Sabilillah
Assalamu’alaikum
Sahabat Baperian, tidak asing lagi di telinga kita istilah jomblo fii sabilillah. Sudah banyak saudara kita atau bahkan kamu juga ikut mendeklarasikan status kejombloan bertitle fii sabilillah ini. Sebuah title yang bukan sembarang title, namun yang juga sebagai prinsip, pijakan, dan dayung dalam mengarungi arus jomblo di akhir zaman. (kok alay)
PlayBoy fii Sabilillah via MuslimBaper.web.id
Apa itu playboy fii sabilillah?
Sebenarnya tidak pantas kata fii sabilillah disandingkan dengan kata playboy, karena hakikatnya seorang playboy tidak mungkin berada di jalan Allah. Namun, berhubung istilah ini sudah dimunculkan dan menyebar di masyarakat kita, maka kita harus tahu apa hakikat dari gelaran buruk ini.
Baca juga : Hakikat Pacaran dan Rahasia Dibaliknya
Sedikit berbeda dengan playboy pada umumnya, playboy fii sabilillah adalah istilah untuk para Ikhwan yang ‘katanya’ tahu agama, namun masih saja menjalin hubungan haram (pacaran) dengan para perempuan yang bukan haknya. Bukan hanya satu perempuan, tapi bisa dua atau bahkan lebih sebagaimana playboy pada umumnya.
Lalu apa perbedaanya?
Di sini mereka gunakan kata ‘fii sabilillah’, karena Ikhwan ini biasanya tidak mau menyebut hubungannya sebagai pacaran (padahal sebenarnya iya). Perempuan yang mereka dekati pun bukan perempuan biasa, tapi para akhwat yang rajin ta’lim, berhijab syar’i, ataupun yang baru hijrah.
Cara mendekatinya pun pakai teknik ‘syariah’, yaitu dengan quotes pernikahan, nasehat bijak, atau modus tanya kabar orang tua, dan lain sebagainya. Ketika awal PDKT, panggilannya hanya sekedar ‘Ukhty’, namun ketika semakin dekat dan sang akhwat sudah terjatuh dalam jebakannya, panggilannya pun berubah menjadi ‘Habibaty’, ‘Humaira’, atau bahkan ‘Zaujaty’. (padahal nikah aja belum)
Ciri-ciri playboy fii sabilillah
Ada beberapa cara untuk mendeteksi Ikhwan seperti ini, salah satunya dengan dilihat dari ciri-cirinya:
1. Dekat dengan banyak akhwat non mahram.
2. Sering memberikan quotes atau gombalan bernuansa Islami, misal tentang khitbah, nikah, atau tentang suami istri idaman kepada akhwat non mahram.
3. Tidak berani menikahi.
4. Mengumbar janji-janji manis.
5. Sering menanyakan kabar secara tidak langsung (lewat chat atau telepon) kepada akhwat non mahram.
Itulah beberapa ciri playboy fii sabilillah. Bahayanya, ikhwan seperti ini juga menyusup di ta’lim, atau komunitas Islam, dengan tujuan untuk mencari akhwat yang ia sukai. Dan praktik seperti ini jelas tidak dibenarkan, walau ada embel-embel fii sabilillah.
Maka, berhati-hatilah dari Ikhwan seperti ini. Dan untuk sahabat Ikhwan, jaga dirimu dari gelar buruk ini, karena Demi Allah ini tidak membuatmu terlihat tangguh, namun justru membuatmu rendah dan kehilangan kehormatan.
Wallahu a’lam
Wassalamu’alaikum
Hati-hati! Ada Playboy Fii Sabilillah
By Unknown
Langganan:
Postingan (Atom)