Jika Orang Tua Melarang Berjenggot - Seorang mualaf mengajukan pertanyaan kepada Dr. Zakir Naik, tentang bagaimana sikap yang harus ia lakukan terhadap ibunya yang melarang ia menumbuhkan jenggot. Sedangkan Ibu penanya adalah seorang non-muslim.

Berikut jawaban Dr. Zakir Naik :

MasyaaAllah, saudara tadi punya pertanyaan bagus.

Allah telah memberikannya hidayah, ia kini menjadi Muslim. Ia menyadari mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah adalah cara untuk masuk surga.

Setelah membaca hadits, ia pun mengikuti sunnah. Ia memakai peci dan memelihara jenggot.

Namun ibunya berkata, “Cukur jenggotmu! Lepas pecimu!”

Jika Orang Tua Melarang Berjenggot - MuslimBaper
"Potong jenggotmu!" via MuslimBaper.web.id

Apa yang harus dilakukan?

Dalam surat Luqman ayat 14 dijelaskan :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ ۥ  وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَفِصٰلُهُ ۥ  فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman: 14)

Di ayat selanjutnya di sebutkan, surat Luqman ayat 15 :

وَإِنْ جٰهَدَاكَ عَلٰىٓ أَنْ تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا  ۖ  وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا  ۖ  وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ  ۚ  ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Luqman: 15)

Pesan yang  sama juga disebutkan dalam surat al-'Ankabut ayat 8 :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا  ۖ  وَإِنْ جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ  ۚ  إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. al-'Ankabut: 8)

Apa yang kita dapatkan dari Al-Qur’an dan Hadits shahih adalah perintah untuk menghormati dan menaati mereka. Namun, jika mereka menyuruhmu sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka pada kondisi itulah engkau bisa tidak menaati mereka, tapi tetaplah mencintai keduanya.

Catatan : 8 Jenis Manusia Beriman yang Dicintai Allah

Jika ia menyuruhmu memangkas jenggot, maka beritahukanlah padanya :

“Wahai Ibuku, Nabi yang tercinta telah bersabda seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, “Selisihilah orang musyrik. Pendekkanlah kumis dan biarkanlah jenggot.” Aku sedang mengikuti perintahnya.

Dan Nabi yang sama juga telah bersabda, “Surga berada di bawah telapak kakimu.” Ibu aku mencintaimu, aku peduli padamu, aku menghormatimu. Nabi yang sama juga telah bersabda, bahwa orang yang paling utama untuk kita berbuat baik adalah ibumu, lalu ibumu, kemudian ibumu. Jadi, jika aku berhenti mematuhinya, itu berarti aku pun berhenti mematuhimu.

Ibu aku mencintaimu, aku menghormatimu, aku mentaatimu, selama engkau tidak menyuruhku menentang orang yang mengajakku ke surga (adalah Nabi Muhammad).”

Itu semua tergantung bagaimana caramu menyampaikannya.

Jika sebelum masuk Islam, kau tidak mau patuh pada ibumu. Misalnya ia menyuruhmu memakai baju warna biru, “Ibu, aku tidak suka warna biru!” Namun, setelah engkau masuk Islam, “Ibu, aku ingin memakai baju warna biru.” (engkau mematuhinya). Maka ibumu akan berpikir, “Apa yang terjadi pada anakku? Sebelum masuk Islam ia sering membantahku, namun kini ia jadi penurut.”

Jadi apa yang dulu sering engkau bantah pada ibumu sebelum masuk Islam, setelah masuk Islam mulailah untuk mematuhinya selama tidak menentang Allah dan Rasul-Nya. Engkau harus berubah! Tambah kecintaanmu, engkau harus menghormatinya!

Antar dia ke kuil. Syirik itu haram, namun ketika ia pulang dari kuil, maka menjadi tugasmu untuk mengantarnya pulang. Karena kita mencintai dan menghormatinya, sekalipun dirinya belum menjadi Muslim. Surgamu, tetap berada di bawah telapak kakinya!

Ibumu mungkin tidak sampai ke surga, namun surga terkait perbuatanmu kepada ibumu.

Maka cintai dia, hormati dia, taati dia, selama tidak menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia harus melihat perubahan dalam kehidupanmu! Maka ia akan menghargaimu, menghormati agamamu, dan ia pun akan menerima ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Artikel : Transkripsi video https://m.youtube.com/watch?v=94OTR57xBtA& (dengan pengubahan seperlunya)

Jika Orang Tua Melarang Berjenggot

Jika Orang Tua Melarang Berjenggot - Seorang mualaf mengajukan pertanyaan kepada Dr. Zakir Naik, tentang bagaimana sikap yang harus ia lakukan terhadap ibunya yang melarang ia menumbuhkan jenggot. Sedangkan Ibu penanya adalah seorang non-muslim.

Berikut jawaban Dr. Zakir Naik :

MasyaaAllah, saudara tadi punya pertanyaan bagus.

Allah telah memberikannya hidayah, ia kini menjadi Muslim. Ia menyadari mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah adalah cara untuk masuk surga.

Setelah membaca hadits, ia pun mengikuti sunnah. Ia memakai peci dan memelihara jenggot.

Namun ibunya berkata, “Cukur jenggotmu! Lepas pecimu!”

Jika Orang Tua Melarang Berjenggot - MuslimBaper
"Potong jenggotmu!" via MuslimBaper.web.id

Apa yang harus dilakukan?

Dalam surat Luqman ayat 14 dijelaskan :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ ۥ  وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَفِصٰلُهُ ۥ  فِى عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِى وَلِوٰلِدَيْكَ إِلَىَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman: 14)

Di ayat selanjutnya di sebutkan, surat Luqman ayat 15 :

وَإِنْ جٰهَدَاكَ عَلٰىٓ أَنْ تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا  ۖ  وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوفًا  ۖ  وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ  ۚ  ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beri tahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. Luqman: 15)

Pesan yang  sama juga disebutkan dalam surat al-'Ankabut ayat 8 :

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسٰنَ بِوٰلِدَيْهِ حُسْنًا  ۖ  وَإِنْ جٰهَدَاكَ لِتُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَآ  ۚ  إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."
(QS. al-'Ankabut: 8)

Apa yang kita dapatkan dari Al-Qur’an dan Hadits shahih adalah perintah untuk menghormati dan menaati mereka. Namun, jika mereka menyuruhmu sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, maka pada kondisi itulah engkau bisa tidak menaati mereka, tapi tetaplah mencintai keduanya.

Catatan : 8 Jenis Manusia Beriman yang Dicintai Allah

Jika ia menyuruhmu memangkas jenggot, maka beritahukanlah padanya :

“Wahai Ibuku, Nabi yang tercinta telah bersabda seperti yang disebutkan dalam Shahih Bukhari, “Selisihilah orang musyrik. Pendekkanlah kumis dan biarkanlah jenggot.” Aku sedang mengikuti perintahnya.

Dan Nabi yang sama juga telah bersabda, “Surga berada di bawah telapak kakimu.” Ibu aku mencintaimu, aku peduli padamu, aku menghormatimu. Nabi yang sama juga telah bersabda, bahwa orang yang paling utama untuk kita berbuat baik adalah ibumu, lalu ibumu, kemudian ibumu. Jadi, jika aku berhenti mematuhinya, itu berarti aku pun berhenti mematuhimu.

Ibu aku mencintaimu, aku menghormatimu, aku mentaatimu, selama engkau tidak menyuruhku menentang orang yang mengajakku ke surga (adalah Nabi Muhammad).”

Itu semua tergantung bagaimana caramu menyampaikannya.

Jika sebelum masuk Islam, kau tidak mau patuh pada ibumu. Misalnya ia menyuruhmu memakai baju warna biru, “Ibu, aku tidak suka warna biru!” Namun, setelah engkau masuk Islam, “Ibu, aku ingin memakai baju warna biru.” (engkau mematuhinya). Maka ibumu akan berpikir, “Apa yang terjadi pada anakku? Sebelum masuk Islam ia sering membantahku, namun kini ia jadi penurut.”

Jadi apa yang dulu sering engkau bantah pada ibumu sebelum masuk Islam, setelah masuk Islam mulailah untuk mematuhinya selama tidak menentang Allah dan Rasul-Nya. Engkau harus berubah! Tambah kecintaanmu, engkau harus menghormatinya!

Antar dia ke kuil. Syirik itu haram, namun ketika ia pulang dari kuil, maka menjadi tugasmu untuk mengantarnya pulang. Karena kita mencintai dan menghormatinya, sekalipun dirinya belum menjadi Muslim. Surgamu, tetap berada di bawah telapak kakinya!

Ibumu mungkin tidak sampai ke surga, namun surga terkait perbuatanmu kepada ibumu.

Maka cintai dia, hormati dia, taati dia, selama tidak menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia harus melihat perubahan dalam kehidupanmu! Maka ia akan menghargaimu, menghormati agamamu, dan ia pun akan menerima ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Artikel : Transkripsi video https://m.youtube.com/watch?v=94OTR57xBtA& (dengan pengubahan seperlunya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar