Shalat dalam Perspektif Ilmu Astronomi dan Fisika
Assalamu'alaikum
Sahabat, banyak dari kita yang mungkin sudah tahu tentang rahasia shalat dalam kacamata medis atau ilmu kesehatan. Begitu besar manfaatnya, merupakan rahasia yang baru terungkap oleh perkembangan teknologi zaman sekarang. Allah memang mewajibkan shalat bukan tanpa alasan. Banyak rahasia-rahasia yang ia bawa dan menunggu untuk dipecahkan.
Kewajiban Shalat
Tidak seperti kewajiban-kewajiban yang lain, misalnya, seseorang boleh meninggalkan puasa bila memang tidak mampu, boleh tidak berzakat bila masih berkekurangan dan boleh tidak bertamu ke Baitullah bila tidak cukup bekal. Akan tetapi untuk shalat, tidak boleh kita tinggalkan dengan alasan apapun dan bagaimanapun kecuali dalih kematian. Shalat tetap ditegakkan meskipun darurat dan Allah memberikan model-model rukhsoh (keringanan) untuk itu.
Ada apa dengan shalat, apa sebenarnya yang terkandung dalam shalat, banyak hal yang memperlihatkannya demikian. Shalat memuat seribu satu perspektif yang salah satunya dapat dikaji menurut perspektif ilmu astronomi dan fisika.
Antara Shalat dengan Astronomi dan Fisika
Alam semesta, jagad raya atau cakrawala senantiasa selalu bertasbih kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 44 disebutkan:
Juga dalam surat Al-Hasyr ayat 24:
Masih banyak lagi ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya selalu bertasbih dan juga bersujud kepada Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana cara alam semesta bertasbih kepada Allah? Lalu bagaimana cara alam semesta bersujud kepada Allah?
Cara alam semesta bertasbih dan bersujud kepada Allah adalah dengan cara tunduk patuh atas perintah-Nya dalam hukum-hukum alam (sunnatullah) yang sudah ditetapkan oleh-Nya, sehingga dalam kehidupan ini terjadi suatu keseimbangan. Tetapi lebih spesifik lagi, bahwa tingkah laku alam yang universal, mikrokopis maupun makrokopis, adalah selalu bergerak, dan gerakan universal dari alam semesta itu adalah gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi dan revolusi dilakukan mulai dari atom, tata surya sampai pada galaksi.
Jadi, cara alam semesta bertasbih bersujud adalah melalui gerakan rotasi dan revolusi. Lantas, bagaimana hubungannya dengan shalat.
Manusia juga diserukan bertasbih kepada Allah. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an:
Berikutnya,
Manusia bertasbih dengan cara yang telah disyari'atkan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Shalat adalah salah satu cara disyari'atkan dan wajib dikerjakan, kecuali hanya karena kematian.
Shalat dan gerakan alam mempunyai hubungan gerakan yang sama secara matematis. Shalat sebagai cara manusia bertasbih dengan gerak rotasi dan revolusi sebagaimana cara alam semseta bertasbih mempunyai kesamaan dalam hal geometrik. Rotasi dan revolusi dari sudut pandang matematis yaitu sudut tempuh (besar derajat busur) untuk seluruh periode nilai sudutnya adalah 360 derajat. Ini mempunyai kesamaan dengan shalat dari setiap raka'at mempunyai sudut 360 derajat. Jadi, ternyata di balik gerakan shalat terhadap keterkaitan dengan gerakan kealaman.
MasyaaAllah, itulah keterkaitan shalat dengan ilmu astronomi maupun fisika. Sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Karena memang Allah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu kecuali atas dasar hikmah (ilmu) dan kasih sayang.
Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum
Dikutip dari buku Fisika dan Al-Qur'an
Assalamu'alaikum
Sahabat, banyak dari kita yang mungkin sudah tahu tentang rahasia shalat dalam kacamata medis atau ilmu kesehatan. Begitu besar manfaatnya, merupakan rahasia yang baru terungkap oleh perkembangan teknologi zaman sekarang. Allah memang mewajibkan shalat bukan tanpa alasan. Banyak rahasia-rahasia yang ia bawa dan menunggu untuk dipecahkan.
Kewajiban Shalat
Tidak seperti kewajiban-kewajiban yang lain, misalnya, seseorang boleh meninggalkan puasa bila memang tidak mampu, boleh tidak berzakat bila masih berkekurangan dan boleh tidak bertamu ke Baitullah bila tidak cukup bekal. Akan tetapi untuk shalat, tidak boleh kita tinggalkan dengan alasan apapun dan bagaimanapun kecuali dalih kematian. Shalat tetap ditegakkan meskipun darurat dan Allah memberikan model-model rukhsoh (keringanan) untuk itu.
Ada apa dengan shalat, apa sebenarnya yang terkandung dalam shalat, banyak hal yang memperlihatkannya demikian. Shalat memuat seribu satu perspektif yang salah satunya dapat dikaji menurut perspektif ilmu astronomi dan fisika.
Antara Shalat dengan Astronomi dan Fisika
Alam semesta, jagad raya atau cakrawala senantiasa selalu bertasbih kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' ayat 44 disebutkan:
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِّنْ شَىْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِۦ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ ۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا
"Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun."
(QS. Al-Isra': 44)
Juga dalam surat Al-Hasyr ayat 24:
هُوَ اللَّهُ الْخٰلِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ ۖ لَهُ الْأَسْمَآءُ الْحُسْنٰى ۚ يُسَبِّحُ لَهُ ۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Hasyr: Ayat 24)
Masih banyak lagi ayat Al-Qur'an yang menyatakan bahwa alam semesta beserta isinya selalu bertasbih dan juga bersujud kepada Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana cara alam semesta bertasbih kepada Allah? Lalu bagaimana cara alam semesta bersujud kepada Allah?
Cara alam semesta bertasbih dan bersujud kepada Allah adalah dengan cara tunduk patuh atas perintah-Nya dalam hukum-hukum alam (sunnatullah) yang sudah ditetapkan oleh-Nya, sehingga dalam kehidupan ini terjadi suatu keseimbangan. Tetapi lebih spesifik lagi, bahwa tingkah laku alam yang universal, mikrokopis maupun makrokopis, adalah selalu bergerak, dan gerakan universal dari alam semesta itu adalah gerak rotasi dan revolusi. Gerak rotasi dan revolusi dilakukan mulai dari atom, tata surya sampai pada galaksi.
Jadi, cara alam semesta bertasbih bersujud adalah melalui gerakan rotasi dan revolusi. Lantas, bagaimana hubungannya dengan shalat.
Manusia juga diserukan bertasbih kepada Allah. Hal ini seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an:
فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ وَمِنْ ءَانَآئِ الَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضٰى
"Maka sabarlah engkau (Muhammad) atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum matahari terbit, dan sebelum terbenam; dan bertasbihlah (pula) pada waktu tengah malam dan di ujung siang hari, agar engkau merasa tenang."
(QS. At-Thaha: 130)
Berikutnya,
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
"dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang."
(QS. Al-Ahzab: 42)
Manusia bertasbih dengan cara yang telah disyari'atkan oleh Allah melalui Rasul-Nya. Shalat adalah salah satu cara disyari'atkan dan wajib dikerjakan, kecuali hanya karena kematian.
Shalat dan gerakan alam mempunyai hubungan gerakan yang sama secara matematis. Shalat sebagai cara manusia bertasbih dengan gerak rotasi dan revolusi sebagaimana cara alam semseta bertasbih mempunyai kesamaan dalam hal geometrik. Rotasi dan revolusi dari sudut pandang matematis yaitu sudut tempuh (besar derajat busur) untuk seluruh periode nilai sudutnya adalah 360 derajat. Ini mempunyai kesamaan dengan shalat dari setiap raka'at mempunyai sudut 360 derajat. Jadi, ternyata di balik gerakan shalat terhadap keterkaitan dengan gerakan kealaman.
MasyaaAllah, itulah keterkaitan shalat dengan ilmu astronomi maupun fisika. Sebuah fakta yang tidak terbantahkan. Karena memang Allah tidak menyuruh kita melakukan sesuatu kecuali atas dasar hikmah (ilmu) dan kasih sayang.
Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum
Dikutip dari buku Fisika dan Al-Qur'an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar