Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 1)

Assalamu'alaikum

Sahabat fillah, kita yang tinggal di zaman now ini pasti pernah mendengar istilah mainstream yang seringkali diucapkan oleh muda mudi zaman ini. Mainstream, dalam bahasa Indonesia berarti tendensi, atau bisa diartikan arus utama. Namun, dalam hal ini istilah gaulnya berati umum, atau sesuai kebiasaan. Istilah gaul inilah yang akan kita gunakan dalam pembahasan kali ini.


Lanjut dengan ibadah, apa sih ibadah itu? Tentu kita akan menjawab suatu amalan-amalan yang diridhai Allah subhanahu wa ta'ala. Suatu bentuk penghambaan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang Allah firmankan:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat: 56)

Sebagai tujuan hidup, ibadah tentu harus menjadi prioritas kita dan sepenuhnya menjadi prioritas kita. Kecacatan kita dalam beribadah berarti kecacatan hidup kita di dunia. Gagal dalam ibadah, itu berarti juga sebuah kegagalan dalam menjalani hidup sebagai seorang hamba. Maka, bukan pilihan apalagi beban, ibadah adalah kebutuhan yang setiap waktu harus kita jalankan.

Lalu apa hubungannya ibadah dengan mainstream? Apa itu ibadah mainstream? Kenapa kita harus beribadah dengan ibadah yang mainstream? Simak penjelasannya ya sahabat:

Ibadah Itu yang Mainstream, bukan yang Anti-Mainstream!

Hukum asal ibadah adalah haram, sampai datang suatu dalil. Ketika ada dalilnya, maka itu bisa berubah menjadi wajib, sunnah, ataupun hukum yang lainnya. Namun, jika tidak ada dalil, maka hukumnya kembali ke hukum asalnya. Dari mana dalil tersebut? Tentu dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Yang harus kita ingat sahabat, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan dan memberikan tuntunan terhadap semua ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan. Ibadah yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam inilah yang kita sebut sebagai Ibadah yang Mainstream. Dimana memang ibadah tersebut memiliki dalil yang kuat, dan juga para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in juga telah biasa melakukannya. Maka, ibadah inilah nanti yang akan mengantarkan kita ke Jannah, insyaaAllah.

Namun sebaliknya, ada juga Ibadah Anti-Mainstream, dimana ibadah itu tidak ada dalil yang membenarkannya dan tidak ada nash yang berbicara. Ibadah yang tidak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan dan tidak pula para shalafusholihin kenal. Kita muslim mengenalnya dengan istilah Bid'ah.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


"Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka ”
 (HR. An Nasa’i no. 1578)

Lihatlah sahabat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan jelas mendefinisikan bid'ah. Suatu ibadah yang diada-ada, bisa dibilang anti-mainstream, nyleneh dan tidak ada dalil yang mendasarinya. Ini adalah bentuk menyelisihi sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Sehingga beliau mengatakan bid'ah sebagai bentuk kesesatan dan dapat membawa para pelakunya menuju neraka. Na'udzubillahi min dzalik.

Maka dari itu, kita sebagai ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam harus menghindari ibadah anti-mainstream (bid'ah) ini. Cukupkanlah diri kita dengan ibadah mainstream atau yang telah diajarkan oleh Rasululllah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita mencintai beliau, sudah seharusnya kita buktikan itu dengan mengamalkan ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan oleh beliau. Karena bid'ah, adalah bentuk pengingkaran dan pengkhianatan terhadap perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Pelaku bid'ah seakan-akan menganggap Rasulullah belum sempurna dalam berdakwah dan masih ada hal-hal yang belum beliau sampaikan kepada ummat, sehingga mereka dengan bangganya melakukan ibadah-ibadah yang tidak ada tuntunannya. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menghembuskan nafas terakhirnya kecuali sudah mengajarakan semua hal yang bisa mengantarkan kita ke surga, dan memperingatkan semua hal yang bisa menjerumuskan kita ke neraka agar kita menjauhinya. Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga telah tegas berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلٰمَ دِينًا  ۚ 
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."
(Al-Ma'idah: 3)

Allah sudah menyempurnakan agama ini. Telah sempurna pula dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka jangan lagi kita mencari selainnya.

InsyaaAllah berlanjut dengan Bahaya Ibadah Anti-Mainstream di artikel berikutnya : Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 2)

Semoga Allah melindungi kita dari bahaya bid'ah di zaman ini.

Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 1)

Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 1)

Assalamu'alaikum

Sahabat fillah, kita yang tinggal di zaman now ini pasti pernah mendengar istilah mainstream yang seringkali diucapkan oleh muda mudi zaman ini. Mainstream, dalam bahasa Indonesia berarti tendensi, atau bisa diartikan arus utama. Namun, dalam hal ini istilah gaulnya berati umum, atau sesuai kebiasaan. Istilah gaul inilah yang akan kita gunakan dalam pembahasan kali ini.


Lanjut dengan ibadah, apa sih ibadah itu? Tentu kita akan menjawab suatu amalan-amalan yang diridhai Allah subhanahu wa ta'ala. Suatu bentuk penghambaan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Ibadah adalah tujuan hidup kita, seperti yang Allah firmankan:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
(QS. Az-Zariyat: 56)

Sebagai tujuan hidup, ibadah tentu harus menjadi prioritas kita dan sepenuhnya menjadi prioritas kita. Kecacatan kita dalam beribadah berarti kecacatan hidup kita di dunia. Gagal dalam ibadah, itu berarti juga sebuah kegagalan dalam menjalani hidup sebagai seorang hamba. Maka, bukan pilihan apalagi beban, ibadah adalah kebutuhan yang setiap waktu harus kita jalankan.

Lalu apa hubungannya ibadah dengan mainstream? Apa itu ibadah mainstream? Kenapa kita harus beribadah dengan ibadah yang mainstream? Simak penjelasannya ya sahabat:

Ibadah Itu yang Mainstream, bukan yang Anti-Mainstream!

Hukum asal ibadah adalah haram, sampai datang suatu dalil. Ketika ada dalilnya, maka itu bisa berubah menjadi wajib, sunnah, ataupun hukum yang lainnya. Namun, jika tidak ada dalil, maka hukumnya kembali ke hukum asalnya. Dari mana dalil tersebut? Tentu dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Yang harus kita ingat sahabat, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengajarkan dan memberikan tuntunan terhadap semua ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan. Ibadah yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam inilah yang kita sebut sebagai Ibadah yang Mainstream. Dimana memang ibadah tersebut memiliki dalil yang kuat, dan juga para sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in juga telah biasa melakukannya. Maka, ibadah inilah nanti yang akan mengantarkan kita ke Jannah, insyaaAllah.

Namun sebaliknya, ada juga Ibadah Anti-Mainstream, dimana ibadah itu tidak ada dalil yang membenarkannya dan tidak ada nash yang berbicara. Ibadah yang tidak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ajarkan dan tidak pula para shalafusholihin kenal. Kita muslim mengenalnya dengan istilah Bid'ah.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:


"Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka ”
 (HR. An Nasa’i no. 1578)

Lihatlah sahabat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan jelas mendefinisikan bid'ah. Suatu ibadah yang diada-ada, bisa dibilang anti-mainstream, nyleneh dan tidak ada dalil yang mendasarinya. Ini adalah bentuk menyelisihi sunnah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Sehingga beliau mengatakan bid'ah sebagai bentuk kesesatan dan dapat membawa para pelakunya menuju neraka. Na'udzubillahi min dzalik.

Maka dari itu, kita sebagai ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam harus menghindari ibadah anti-mainstream (bid'ah) ini. Cukupkanlah diri kita dengan ibadah mainstream atau yang telah diajarkan oleh Rasululllah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kita mencintai beliau, sudah seharusnya kita buktikan itu dengan mengamalkan ibadah-ibadah yang sudah ditetapkan oleh beliau. Karena bid'ah, adalah bentuk pengingkaran dan pengkhianatan terhadap perjuangan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Pelaku bid'ah seakan-akan menganggap Rasulullah belum sempurna dalam berdakwah dan masih ada hal-hal yang belum beliau sampaikan kepada ummat, sehingga mereka dengan bangganya melakukan ibadah-ibadah yang tidak ada tuntunannya. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menghembuskan nafas terakhirnya kecuali sudah mengajarakan semua hal yang bisa mengantarkan kita ke surga, dan memperingatkan semua hal yang bisa menjerumuskan kita ke neraka agar kita menjauhinya. Dan Allah subhanahu wa ta'ala juga telah tegas berfirman:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلٰمَ دِينًا  ۚ 
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."
(Al-Ma'idah: 3)

Allah sudah menyempurnakan agama ini. Telah sempurna pula dakwah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka jangan lagi kita mencari selainnya.

InsyaaAllah berlanjut dengan Bahaya Ibadah Anti-Mainstream di artikel berikutnya : Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 2)

Semoga Allah melindungi kita dari bahaya bid'ah di zaman ini.

Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar