Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 2)
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah, artikel ini adalah kelanjutan artikel kita sebelumnya : Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 1)
Bahaya Ibadah Anti-Mainstream (Bid'ah):
1. Ditolak amalannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Bukankah suatu kerugian yang besar sahabat, tatkala kita sudah capek-capek beramal, eh, ternyata amalan tersebut ditolak alias sia-sia. Bukankah jauh lebih baik kita gunakan waktu itu mengamalkan ibadah-ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Maka berhati-hatilah wahai sahabat, karena ibadah bukan yang penting baik, tapi harus ada nash yang berbicara akan hal itu.
2. Diusir dari telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Rasulullah menceritakan tentang pelaku bid'ah nanti di padang mahsyar:
Dari apa yang diceritakan Rasulullah diatas, nanti tatkala manusia berkumpul di padang mahsyar. Dimana kondisi saat itu begitu panas menyengat karena matahari ada di atas ubun-ubun, ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan berbondong-bondong menuju telaga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun, akan ada sekelompok manusia yang dihalau agar tidak sampai ke telaga itu, mereka ialah orang-orang yang selama hidupnya gemar melakukan ibadah anti-mainstream dengan penuh kebanggaan hingga akhir hidupnya.
3. Dosa berlipat ganda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Bayangkan ketika seseorang melakukan atau bahkan mengajarkan bid'ah kepada orang lain, sehingga orang tersebut turut melakukannya, maka betapa banyak dosa bagi dia yang telah mengajarkannya. Berlipat ganda, dan inilah dosa jariyah bagi pelaku bid'ah.
4. Susah bertaubat
Bahaya bid'ah yang begitu besar adalah membuat para pelakunya susah bertaubat darinya, karena mereka menganggap itu adalah suatu ibadah yang baik. Karena itulah ulama mengatakan bahwa iblis lebih menyukai bid'ah daripada maksiat. Pelaku maksiat, ketika dia dinasehati untuk berhenti dari maksiatnya akan lebih mudah sadar dan mau menerima. Namun, pelaku bid'ah justru akan marah-marah dan tidak terima ketika dinasehati untuk meninggalkan bid'ah tersebut. Sebab dari awal yang ia tahu itu adalah suatu kebaikan, padahal itu adalah dosa dan sumber kehancuran di masa mendatang.
Itulah berbagai bahaya besar bagi pelaku bid'ah. Memang tidak bisa kita pungkiri, masalah bid'ah di zaman ini sudah mendarah daging dan dianggap suatu keumuman. Tapi, cukuplah nasehat dari nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallah menjadi pijakan kita untuk teguh memegang sunnah.
Semoga Allah meneguhkan langkah kita dalam menghidupkan sunnah untuk menggapai khusnul khatimah.
Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum
Assalamu'alaikum
Alhamdulillah, artikel ini adalah kelanjutan artikel kita sebelumnya : Ibadah Itu yang Mainstream Aja! (Part 1)
Bahaya Ibadah Anti-Mainstream (Bid'ah):
1. Ditolak amalannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak”
(HR. Muslim no. 1718)
2. Diusir dari telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Rasulullah menceritakan tentang pelaku bid'ah nanti di padang mahsyar:
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’ “
(HR. Bukhari no. 6576, 7049)
Dari apa yang diceritakan Rasulullah diatas, nanti tatkala manusia berkumpul di padang mahsyar. Dimana kondisi saat itu begitu panas menyengat karena matahari ada di atas ubun-ubun, ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam akan berbondong-bondong menuju telaga Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun, akan ada sekelompok manusia yang dihalau agar tidak sampai ke telaga itu, mereka ialah orang-orang yang selama hidupnya gemar melakukan ibadah anti-mainstream dengan penuh kebanggaan hingga akhir hidupnya.
3. Dosa berlipat ganda
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Barangsiapa yang membuat sebuah bid’ah dhalalah yang tidak diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya , maka ia akan mendapatkan dosa semisal dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”
(HR. Tirmidzi no.2677)
Bayangkan ketika seseorang melakukan atau bahkan mengajarkan bid'ah kepada orang lain, sehingga orang tersebut turut melakukannya, maka betapa banyak dosa bagi dia yang telah mengajarkannya. Berlipat ganda, dan inilah dosa jariyah bagi pelaku bid'ah.
4. Susah bertaubat
Bahaya bid'ah yang begitu besar adalah membuat para pelakunya susah bertaubat darinya, karena mereka menganggap itu adalah suatu ibadah yang baik. Karena itulah ulama mengatakan bahwa iblis lebih menyukai bid'ah daripada maksiat. Pelaku maksiat, ketika dia dinasehati untuk berhenti dari maksiatnya akan lebih mudah sadar dan mau menerima. Namun, pelaku bid'ah justru akan marah-marah dan tidak terima ketika dinasehati untuk meninggalkan bid'ah tersebut. Sebab dari awal yang ia tahu itu adalah suatu kebaikan, padahal itu adalah dosa dan sumber kehancuran di masa mendatang.
Itulah berbagai bahaya besar bagi pelaku bid'ah. Memang tidak bisa kita pungkiri, masalah bid'ah di zaman ini sudah mendarah daging dan dianggap suatu keumuman. Tapi, cukuplah nasehat dari nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallah menjadi pijakan kita untuk teguh memegang sunnah.
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian."
(HR. At-Tirmidzi no. 2676)
Semoga Allah meneguhkan langkah kita dalam menghidupkan sunnah untuk menggapai khusnul khatimah.
Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:
Posting Komentar