Ar-Rayah Al-Liwa’, Simbol Kebanggaan Kami

 “ Bendera (liwa’) Rasulullah –shalallahu ’alaihi wa sallam– berwarna putih, dan panjinya (rayah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, al-Baghawi, al-Tirmidzi. Lafal al-Hakim)

Manusia adalah mahkluk simbol, mereka selalu ingin me-representasikan diri mereka lewat simbol, logo,atau apapun itu yang bisa mewakili kepribadian dari mereka sendiri. Juga sebagai ekspresi diri mewakilkan siapa sebenarnya diri kita. Dan demikian itu merupakan hal yang wajar, lumrah dan memang semestinya begitu.

 Ar-Rayah Al-Liwa’ - muslimbaper.blogspot.com

Sebagai contoh, kids jaman now yang suka dengan clothing brand tertentu berdasarkan logo atau simbol yang menarik, terkesan kekinian dan nyentrik akan rela membeli dengan harga yang tidak murah demi mendapatkan baju ber logo kekinian tersebut. Dan itu sangat laku di pasaran.

Biar terlihat anak sport atau anak bola, ada orang yang hobi mengkoleksi baju-baju atau pernak-pernik ber-logokan Manchester United, Inter Milan dan lain sebagainya. Tapi saat ditanya klub kesayangan jawabnya malah Hala Madrid.

Belum lagi anak band, yang suka dengan logo album ataupun logo dari band kesayangan itu sendiri. Sering menunjukkan gambar-gambar logo band kesayangan. Menunjukkan bahwa dia adalah fans berat dari band itu sendiri.

Manusia sebagai mahkluk simbol ingin menunjukkan "siapa saya" dan "inilah saya". Lalu pertanyaannya, bila anda Muslim, apa yang seharusnya paling layak menjadi simbol yang anda banggakan?

Seperti logo tali jagat yang di punyai NU senantiasa melambangkan persatuan seluruh umat , lalu logo matahari yang memancarkan dua belas sinar yang dimilki Muhammadiyah juga menjelaskan tekat dan semangat umat dalam memperjuangkan islam. Dan banyak lagi organisasi yang juga menggambarkan tujuannya lewat logo atau simbol yang mereka miliki.

Dan ada satu logo yang menjadi identitas, keyakinan, keimanan, ciri-ciri dan yang bisa mempersatukan  seluruh umat muslim tanpa terkecuali. Yang pada hakikatnya kita semua  berhak memakai simbol atau logo ini.

Simbol itu adalah Syahadatain. Simbol yang bertuliskan kalimat tauhid dan juga pengakuan kita terhadap kerasulan dari Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Merupakan pertanda bahwa kita muslim, kita islam.

Karena dengan simbol ini  yang paling menyatakan "INI AKU" melebihi simbol-simbol lainnya dalam Islam. Simbol yang paling bisa menyatukan keberagaman muslim, yang paling bisa mem-“BHINEKA” kan kita sebagai umat muslim.

Maka jangan heran, bila kalimat syahadatain ini sekarang laku keras diantara orang Muslim, walau kaum dzalim dan munafik selalu melabelinya dengan bendera ISIS atau teroris

Panji bertulis "Laa ilaaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah" itu dengan bangga diangkat dari emak-emak wangi sampai kids zaman now, aki-aki sampai jomblo baperan

Mereka nyaman dan bangga dengan bendera ini, dan tebak siapa yang kepanasan dan panik? Tentu mereka yang tak punya rasa bangga pada syahdatainnya sendiri. Yakni para pengecer toleransi bablas, kapitalisme dan liberalisme yang jualannya mendadak amblas saat ummat Muslim sudah mulai sadar dan bangkit membela agamanya

Bangga pada agama itu pahala, apalagi dari hadits yang sampai pada kita, bahwa Rasulullah punya bendera putih dan hitam, bertuliskan syahadatain, wah, tambah bangga lagi

Itulah kalimat sebaik-baik dzikir, yang dengan prinsip itu kita hidup, kita mati, dan bangkit dengannya. Saat ini kita dibawahnya, di yaumil qiyamah mudah-mudahan jua

Wallahu a'lam bishawab

Panggul, 13 Desember 2017

Syafiul Ardi Firmansyah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Follow IG: ardisyafiul

Ar-Rayah Al-Liwa’, Simbol Kebanggaan Kami

Hakikat Pacaran dan Rahasia Dibaliknya

Assalamu'alaikum

Sahabat, tidak bosan-bosannya kita bicara soal pacaran, karena ini sudah menjadi trend di kalangan anak muda. Tentu trend yang sangat berbahaya karena dampaknya bisa fatal sekali. Tapi, entah kenapa pacaran yang sudah jelas menimbulkan akibat buruk, masih saja laris bahkan menjadi hal yang wajar. Bahkan lupa usia, anak kecil yang belum mengerti frasa sudah sok jalan berdua, bergaya dengan perempuan karena alasan cinta.


Maka di sini kita akan membahas seperti apa hakikat pacaran, dan rahasia apa yang ia sembunyikan.

Hakikat Pacaran

Banyak yang salah kaprah, mengatakan pacaran adalah ekspresi cinta. Bukan! Pacaran adalah ekspresi nafsu yang belum bisa engkau kendalikan. Sekali lagi pacaran bukan karena cinta, tapi karena nafsu yang sedang bergejolak. Kau melihat seseorang begitu cantik ataupun tampan, lalu kau merasakan sesuatu yang membuatmu berharap agar bisa selalu bersamanya, wallahi jangan katakan rasa itu sebagai cinta! Itu adalah nafsumu.

Sebagai bukti, andai tiba-tiba ia bertambah gemuk 30 kg, apa kau masih ingin bersamanya? Jika ia kecelakaan, kemudian cacat di wajahnya, cacat di tangannya, apakah kau masih ingin bersanding dengannya? Jika kau tidak bisa menjawab ini, maka sudah jelas dan tak bisa kau pungkiri, bahwa itu hanyalah nafsumu! Maka percayalah begitu engkau benar-benar mendapatkannya, wajah cantik atau tampan itu tiba-tiba sirna dari dirinya. Dan kau mulai melirik orang lain yang lebih daripadanya. Tau kenapa bisa seperti itu? Karena nafsu, bukan cinta. Dan pacaran, adalah ekspresi dari nafsu tersebut.

Pacaran juga bentuk dari rendahnya kepercayaan diri. Engkau perempuan merasa dirimu kurang cantik, lalu tatkala ada laki-laki yang karena nafsunya mengatakan bahwa engkau begitu cantik dengan gombalan dari diary syaitan, kau pun merasa "astaga, secantik inikah aku?". Begitu rendahnya kepercayaan dirimu, membuatmu kemudian terjerumus kedalam jurang pacaran. Kau sedang jatuh ke jurang, namun merasa sedang terbang ke awan. Lalu kau baru tersadar, tatkala kau sudah berada di dasar. Ironis, sulit untuk kembali ke atas. Itulah hakikat pacaran yang seringkali kita banggakan.

Rahasia Pacaran

Pacaran hanya menemani di saat sendiri, sampai dia benar-benar menemukan sosok yang ia cari. Kau hanya dijadikan pelabuhan sementara, bukan kota yang akan ia tinggali. Jujur sahabat, apa kau yakin bahwa hatinya hanya untukmu? Apakah kata-kata manisnya tulus kepadamu? Apakah dia akan membawa pertanggung jawaban atas dirimu? Jika kau ragu, seharusnya ini cukup untuk memantapkan niatmu untuk memutuskan dirinya. Dan inilah yang terbaik, tidak ada yang lain. Percayalah jika kau berjodoh dengannya, tanpa pacaran pun kau akan tetap menikah dengannya. Begitupun sebaliknya, jika kau bukan jodohnya, meski kau pacaran berkorban segalanya, di akhir cerita itu hanya akan menyisakan tangis dan hina.


Sahabat, kita seringkali mengembangkan konsep cinta versi kita masing-masing. Dan kebanyakan hanya berakhir dalam jurang pacaran. Oleh karenanya, Islam datang berusaha menghancurkan konsep palsu tersebut. Kita Muslim/Muslimah mempunyai pemahaman lebih dewasa tentang hakikat cinta dalam hidup ini. Bukan dengan pacaran, tapi cinta dibuktikan dengan pernikahan.

Allah berfirman:
وَمِنْ ءَايٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً  ۚ  إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
(QS. Ar-Rum: Ayat 21)

Cinta bukan hanya sekedar teoritis, tapi perlu tindakan praksis. Oleh karenannya, cinta tak bisa dibenarkan oleh pacaran, tapi harus dibuktikan dengan pernikahan.

Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Hakikat Pacaran dan Rahasia Dibaliknya