Ar-Rayah Al-Liwa’, Simbol Kebanggaan Kami
“ Bendera (liwa’) Rasulullah –shalallahu ’alaihi wa sallam– berwarna putih, dan panjinya (rayah) berwarna hitam.” (HR. Al-Hakim, al-Baghawi, al-Tirmidzi. Lafal al-Hakim)
Manusia adalah mahkluk simbol, mereka selalu ingin me-representasikan diri mereka lewat simbol, logo,atau apapun itu yang bisa mewakili kepribadian dari mereka sendiri. Juga sebagai ekspresi diri mewakilkan siapa sebenarnya diri kita. Dan demikian itu merupakan hal yang wajar, lumrah dan memang semestinya begitu.
Sebagai contoh, kids jaman now yang suka dengan clothing brand tertentu berdasarkan logo atau simbol yang menarik, terkesan kekinian dan nyentrik akan rela membeli dengan harga yang tidak murah demi mendapatkan baju ber logo kekinian tersebut. Dan itu sangat laku di pasaran.
Biar terlihat anak sport atau anak bola, ada orang yang hobi mengkoleksi baju-baju atau pernak-pernik ber-logokan Manchester United, Inter Milan dan lain sebagainya. Tapi saat ditanya klub kesayangan jawabnya malah Hala Madrid.
Belum lagi anak band, yang suka dengan logo album ataupun logo dari band kesayangan itu sendiri. Sering menunjukkan gambar-gambar logo band kesayangan. Menunjukkan bahwa dia adalah fans berat dari band itu sendiri.
Manusia sebagai mahkluk simbol ingin menunjukkan "siapa saya" dan "inilah saya". Lalu pertanyaannya, bila anda Muslim, apa yang seharusnya paling layak menjadi simbol yang anda banggakan?
Seperti logo tali jagat yang di punyai NU senantiasa melambangkan persatuan seluruh umat , lalu logo matahari yang memancarkan dua belas sinar yang dimilki Muhammadiyah juga menjelaskan tekat dan semangat umat dalam memperjuangkan islam. Dan banyak lagi organisasi yang juga menggambarkan tujuannya lewat logo atau simbol yang mereka miliki.
Dan ada satu logo yang menjadi identitas, keyakinan, keimanan, ciri-ciri dan yang bisa mempersatukan seluruh umat muslim tanpa terkecuali. Yang pada hakikatnya kita semua berhak memakai simbol atau logo ini.
Simbol itu adalah Syahadatain. Simbol yang bertuliskan kalimat tauhid dan juga pengakuan kita terhadap kerasulan dari Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Merupakan pertanda bahwa kita muslim, kita islam.
Karena dengan simbol ini yang paling menyatakan "INI AKU" melebihi simbol-simbol lainnya dalam Islam. Simbol yang paling bisa menyatukan keberagaman muslim, yang paling bisa mem-“BHINEKA” kan kita sebagai umat muslim.
Maka jangan heran, bila kalimat syahadatain ini sekarang laku keras diantara orang Muslim, walau kaum dzalim dan munafik selalu melabelinya dengan bendera ISIS atau teroris
Panji bertulis "Laa ilaaha illa Allah, Muhammadur Rasulullah" itu dengan bangga diangkat dari emak-emak wangi sampai kids zaman now, aki-aki sampai jomblo baperan
Mereka nyaman dan bangga dengan bendera ini, dan tebak siapa yang kepanasan dan panik? Tentu mereka yang tak punya rasa bangga pada syahdatainnya sendiri. Yakni para pengecer toleransi bablas, kapitalisme dan liberalisme yang jualannya mendadak amblas saat ummat Muslim sudah mulai sadar dan bangkit membela agamanya
Bangga pada agama itu pahala, apalagi dari hadits yang sampai pada kita, bahwa Rasulullah punya bendera putih dan hitam, bertuliskan syahadatain, wah, tambah bangga lagi
Itulah kalimat sebaik-baik dzikir, yang dengan prinsip itu kita hidup, kita mati, dan bangkit dengannya. Saat ini kita dibawahnya, di yaumil qiyamah mudah-mudahan jua
Wallahu a'lam bishawab
Panggul, 13 Desember 2017
Syafiul Ardi Firmansyah
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Follow IG: ardisyafiul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar