Bolehkan Menikahi Dia yang Punya Masa Lalu Buruk?

Assalamu'alaikum

Sahabat, berikut saya sampaikan potongan kajian dari Ust. Hanan Attaki. Beliau menjawab pertanyan salah seorang perempuan yang bertanya tentang hukum menikahi dia yang punya masa lalu buruk. Silahkan disimak, dan semoga bermanfaat.


Pertanyaan:
Dari seorang fulanah,

"Saya pernah dengar ceramah salah satu ustadz di Indonesia, bahwa kalau kita memilih suami itu jangan yang punya masa lalu buruk. Katanya kan nanti takutnya imbas ke rizkinya. Karena pernah ada suami istri yang datang ke tempat beliau, kemudian pas ditanya pernah melakukan dosa besar atau tidak, ternyata si suami itu pernah melakukan. Nah, karena hal itu, dalam rumah tangga tersebut akhirnya rizkinya agak susah. Dari si istri dan suami pun menceritakan bahwa suaminya tidak dapat-dapat kerja, terus istrinya juga tidak hamil-hamil. Nah, jika ada seorang laki-laki yang mau khitbah kita, dengan masa lalu yang kelam sekali. Tetapi laki-laki tersebut sudah bertaubat nasuha dan sudah hijrah dan sudah kembali baik. Kalau dari kitanya sudah menerima, tapi karena kita udah pernah denger kajian tersebut, itu bagaimana ya ustadz? Tolong penjelasannya..."

Jawaban:
Oleh Ustadz Tengku Hanan Attaki, Lc.

"Saya pengen sharing cerita Umar bin Khattab melamar salah satu putrinya Ali bin Abi Thalib. Dan kita tau-kan masa lalunya Umar, yang begiu kelam, yang pernah melakukan dosa-dosa besar, bahkan dosa syirik, membunuh, dan seterusnya. Ketika Umar jadi khalifah, Umar datang kepada Ali. Dia bilang, "Ya abal Hasan, saya itu sudah punya hubungan dengan Rasulullah lewat Hafsah (anaknya Umar yang menjadi istri Rasul). Nah, saya pengen menyempurnakan kekeluargaan saya dengan cara membangun hubungan dengan kamu, Ali. Saya pengen melamar putrimu, ya Abal Hasan"
Dan Ali ternyata mau menikahkan putrinya dengan Umar bin Khattab. Seandainya kaidah itu berlaku dalam segala urusan, pasti Ali lebih selektif daripada kita. Karena Ali itu, tau kan..yang nggak pernah, maaf, melihat auratnya sendiri nggak pernah. Itu Ali ya, auratnya sendiri aja nggak pernah liat. Bayangin, orang seterjaga Ali ini, mau menikahkan putrinya yang sangat terjaga juga, putri yang luar biasa, dengan orang yang punya masa lalu seperti Umar bin Khattab.

Jadi, Allah tidak melihat masa lalu kita, jika kita sudah menutupnya dengan taubat. Masa lalu itu baru mempengaruhi masa depan kita, kalau kita belum bertaubat. Akan mempengaruhi rizki, mempengaruhi keberkahan hidup, mempengaruhi ilmu, iya, kalau belum bertaubat. Tapi kalau sudah bertaubat, maka Allah saja sudah menghapus. Siapa kita untuk tidak melupakannya? Allah saja sudah melupakan. Allah saja sudah memuliakan hambanya yang bertaubat. Hari dia ber-istighfar, hari itu dia jadi kekasih Allah. Kalau dia jadi kekasih Allah, kenapa kita nggak mau jadi kekasihnya?

Walaupun, kalau ada dua pilihan, kita memilih yang paling bersih masa lalunya, bukan berarti kita menjudge orang ini kotor, tidak. Hanya untuk mungkin, lebih nyaman aja buat kita. Itu subjektif ya. Tapi kalau dari sisi agama, Allah menyama ratakan hamba-Nya yang punya masa lalu seburuk apapun, asalkan masa sekarangnya sama-sama beribadah dan taat kepada Allah.
Jadi, cerita Umar sama Ali itu jadi contoh, bahwa Ali nggak liat masa lau Umar. Kalau liat itu pasti nggak ada yang mau jadi Istrinya Umar."

Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Bolehkan Menikahi Dia yang Punya Masa Lalu Buruk?

Bolehkan Menikahi Dia yang Punya Masa Lalu Buruk?

Assalamu'alaikum

Sahabat, berikut saya sampaikan potongan kajian dari Ust. Hanan Attaki. Beliau menjawab pertanyan salah seorang perempuan yang bertanya tentang hukum menikahi dia yang punya masa lalu buruk. Silahkan disimak, dan semoga bermanfaat.


Pertanyaan:
Dari seorang fulanah,

"Saya pernah dengar ceramah salah satu ustadz di Indonesia, bahwa kalau kita memilih suami itu jangan yang punya masa lalu buruk. Katanya kan nanti takutnya imbas ke rizkinya. Karena pernah ada suami istri yang datang ke tempat beliau, kemudian pas ditanya pernah melakukan dosa besar atau tidak, ternyata si suami itu pernah melakukan. Nah, karena hal itu, dalam rumah tangga tersebut akhirnya rizkinya agak susah. Dari si istri dan suami pun menceritakan bahwa suaminya tidak dapat-dapat kerja, terus istrinya juga tidak hamil-hamil. Nah, jika ada seorang laki-laki yang mau khitbah kita, dengan masa lalu yang kelam sekali. Tetapi laki-laki tersebut sudah bertaubat nasuha dan sudah hijrah dan sudah kembali baik. Kalau dari kitanya sudah menerima, tapi karena kita udah pernah denger kajian tersebut, itu bagaimana ya ustadz? Tolong penjelasannya..."

Jawaban:
Oleh Ustadz Tengku Hanan Attaki, Lc.

"Saya pengen sharing cerita Umar bin Khattab melamar salah satu putrinya Ali bin Abi Thalib. Dan kita tau-kan masa lalunya Umar, yang begiu kelam, yang pernah melakukan dosa-dosa besar, bahkan dosa syirik, membunuh, dan seterusnya. Ketika Umar jadi khalifah, Umar datang kepada Ali. Dia bilang, "Ya abal Hasan, saya itu sudah punya hubungan dengan Rasulullah lewat Hafsah (anaknya Umar yang menjadi istri Rasul). Nah, saya pengen menyempurnakan kekeluargaan saya dengan cara membangun hubungan dengan kamu, Ali. Saya pengen melamar putrimu, ya Abal Hasan"
Dan Ali ternyata mau menikahkan putrinya dengan Umar bin Khattab. Seandainya kaidah itu berlaku dalam segala urusan, pasti Ali lebih selektif daripada kita. Karena Ali itu, tau kan..yang nggak pernah, maaf, melihat auratnya sendiri nggak pernah. Itu Ali ya, auratnya sendiri aja nggak pernah liat. Bayangin, orang seterjaga Ali ini, mau menikahkan putrinya yang sangat terjaga juga, putri yang luar biasa, dengan orang yang punya masa lalu seperti Umar bin Khattab.

Jadi, Allah tidak melihat masa lalu kita, jika kita sudah menutupnya dengan taubat. Masa lalu itu baru mempengaruhi masa depan kita, kalau kita belum bertaubat. Akan mempengaruhi rizki, mempengaruhi keberkahan hidup, mempengaruhi ilmu, iya, kalau belum bertaubat. Tapi kalau sudah bertaubat, maka Allah saja sudah menghapus. Siapa kita untuk tidak melupakannya? Allah saja sudah melupakan. Allah saja sudah memuliakan hambanya yang bertaubat. Hari dia ber-istighfar, hari itu dia jadi kekasih Allah. Kalau dia jadi kekasih Allah, kenapa kita nggak mau jadi kekasihnya?

Walaupun, kalau ada dua pilihan, kita memilih yang paling bersih masa lalunya, bukan berarti kita menjudge orang ini kotor, tidak. Hanya untuk mungkin, lebih nyaman aja buat kita. Itu subjektif ya. Tapi kalau dari sisi agama, Allah menyama ratakan hamba-Nya yang punya masa lalu seburuk apapun, asalkan masa sekarangnya sama-sama beribadah dan taat kepada Allah.
Jadi, cerita Umar sama Ali itu jadi contoh, bahwa Ali nggak liat masa lau Umar. Kalau liat itu pasti nggak ada yang mau jadi Istrinya Umar."

Wallahu a'lam
Wassalamu'alaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar