Ayo! Jadilah Seperti Lebah
Dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺲُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻥَّ ﻣَﺜَﻞَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻟَﻜَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟﻨَّﺤْﻠَﺔِ ﺃَﻛَﻠَﺖْ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﻭَﺿَﻌَﺖْ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﻭَﻗَﻌَﺖْ ﻓَﻠَﻢْ ﺗَﻜْﺴِﺮ ﻭﻟﻢ ﺗُﻔْﺴِﺪ
“ Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak ” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir).
Kenapa kok Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam mengumpamakan kita dengan lebah? Kok nggak hewan yang lebih keren, kayak singa, macan, atau elang.
Kita tahu lebah itu tipe hewan pekerja keras. Dan makanan yang lebah buat selalu berasal dari bahan yang baik, tidak kotor. Seperti nektar yang kemudian mereka jadikan madu. Nah, madu yang mereka buat ini selain bermanfaat untuk mereka juga bermanfaat untuk makhluk lain, terutama manusia.
Dari sini, kita dituntut untuk seperti lebah. Pekerja keras, tidak mau berpangku tangan. Pekerjaan yang kita ambil pun harus pekerjaan yang baik, halal, diridloi oleh Allah.
Kita hendaknya menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Selayaknya lebah, kita juga harus ramah terhadap manusia lain dan lingkungan, tidak mengganggu apalagi merusak.
Al Munawi rahimahullah berkata:
“Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti, rendah ( tawadlu ), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona’ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makananya halal nan baik, ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain, amat taat kepada pemimpinnya, dan lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian pula mukmin amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu” ( Faidlul Qadiir , 5/115).
Bukankah Islam itu agama yang rahmatan lil alamin?
Maka dari itu kita sebagai kaum muslimin harus bisa mewujudkan itu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin (jangan mikirin cinta yang kandas mulu)..hehehe..:D
Semoga kita dapat menjadi seperti lebah ya sobat, aamiin..:D
Wassalamu'alaikum...
Dari Abdullah bin Amru radhiallahu’anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
ﻭَﺍﻟَّﺬِﻱ ﻧَﻔْﺲُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺑِﻴَﺪِﻩِ ﺇِﻥَّ ﻣَﺜَﻞَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﻟَﻜَﻤَﺜَﻞِ ﺍﻟﻨَّﺤْﻠَﺔِ ﺃَﻛَﻠَﺖْ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﻭَﺿَﻌَﺖْ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ﻭَﻭَﻗَﻌَﺖْ ﻓَﻠَﻢْ ﺗَﻜْﺴِﺮ ﻭﻟﻢ ﺗُﻔْﺴِﺪ
“ Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu bagaikan lebah yang selalu memakan yang baik dan mengeluarkan yang baik. Ia hinggap (di ranting) namun tidak membuatnya patah dan rusak ” (HR Ahmad dan dishahihkan oleh Ahmad Syakir).
Kenapa kok Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam mengumpamakan kita dengan lebah? Kok nggak hewan yang lebih keren, kayak singa, macan, atau elang.
Kita tahu lebah itu tipe hewan pekerja keras. Dan makanan yang lebah buat selalu berasal dari bahan yang baik, tidak kotor. Seperti nektar yang kemudian mereka jadikan madu. Nah, madu yang mereka buat ini selain bermanfaat untuk mereka juga bermanfaat untuk makhluk lain, terutama manusia.
Dari sini, kita dituntut untuk seperti lebah. Pekerja keras, tidak mau berpangku tangan. Pekerjaan yang kita ambil pun harus pekerjaan yang baik, halal, diridloi oleh Allah.
Kita hendaknya menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan orang lain. Selayaknya lebah, kita juga harus ramah terhadap manusia lain dan lingkungan, tidak mengganggu apalagi merusak.
Al Munawi rahimahullah berkata:
“Sisi kesamaannya adalah bahwa lebah itu cerdas, ia jarang menyakiti, rendah ( tawadlu ), bermanfaat, selalu merasa cukup (qona’ah), bekerja di waktu siang, menjauhi kotoran, makananya halal nan baik, ia tak mau makan dari hasil kerja keras orang lain, amat taat kepada pemimpinnya, dan lebah itu berhenti bekerja bila ada gelap, mendung, angin, asap, air dan api. Demikian pula mukmin amalnya terkena penyakit bila terkena gelapnya kelalaian, mendungnya keraguan, angin fitnah, asap haram, dan api hawa nafsu” ( Faidlul Qadiir , 5/115).
Bukankah Islam itu agama yang rahmatan lil alamin?
Maka dari itu kita sebagai kaum muslimin harus bisa mewujudkan itu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin (jangan mikirin cinta yang kandas mulu)..hehehe..:D
Semoga kita dapat menjadi seperti lebah ya sobat, aamiin..:D
Wassalamu'alaikum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar